Aksara Kufic Diadopsi Brand Halal Baru Indonesia Dijelaskan
1 min read
Directoresdecasting.data, Jakarta – Brand halal yang baru diperkenalkan Kementerian Agama cukup menuai kontroversi karena banyak yang berpendapat bahwa kaligrafi Arab jauh lebih sulit dibaca dibandingkan emblem halal sebelumnya yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Protes yang meluas dapat disebabkan oleh adopsi aksara Kufi (khat kufi) di emblem baru, yang merupakan salah satu tulisan Arab tertua.
Mengutip perpustakaan on-line Unikom (Universitas Komputer Indonesia) elibrary.unikom.ac.id, Kufic adalah salah satu kaligrafi tertua di dunia yang membuka jalan bagi evolusi kaligrafi. Nama tersebut diadopsi dari kota kelahiran Kufic di Irak.
Kota Kufi merupakan salah satu kota kekhalifahan selain Bagdad, Damaskus, dan Madinah yang berkembang pesat hingga menjadi pelopor seni kaligrafi lainnya.
Dibandingkan dengan jenis skrip lainnya, Kufic memiliki keunikan tersendiri. Ciri khas kufi adalah pada cara penulisan huruf arabnya. Sementara kaligrafer lain sering menggunakan garis lengkung untuk menulis huruf Arab, tulisan kufi didominasi oleh bentuk lurus dan kaku.
Mengutip asc.ukm.ac.id, kunci keindahan aksara Kufi adalah tamatsul dan tanadzur. Yang pertama adalah metode membuat kaligrafi melalui keseimbangan pada sisi yang berlawanan sambil tanadzur adalah teknik untuk membuat keseimbangan saling berhadapan.
Selain digunakan sebagai metode penulisan kaligrafi dan emblem halal Indonesia terbaru, aksara Kufi juga digunakan untuk menulis ayat-ayat suci Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad dan khilafah.
Baca: BPJPH Klaim Label Sertifikasi Halal Mirip Kubah Masjid
BANGKIT ADHI WIGUNA