Bappenas Ungkap Mengapa Laju Pertumbuhan Indonesia Terjebak di 5%
1 min read
Directoresdecasting.information, Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengungkapkan alasan utama pertumbuhan ekonomi Indonesia belum melampaui stage lima persen. Ia mengatakan, hal itu disebabkan oleh penurunan produktivitas yang terjadi sejak 2010 hingga 2019.
“Knowledge Badan Pusat Statistik menunjukkan produktivitas Indonesia anjlok dari 2010 hingga 2019. Penurunan produktivitas menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung tertahan di lima persen,” kata Suharso dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2022 secara digital, Kamis, 21 April.
Kondisi ini, lanjutnya, diperparah dengan lambatnya perbaikan pengembangan inovasi negara. Pada tahun 2021, Indonesia menduduki peringkat 87 dari 132 negara dalam International Innovation Index. Dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN, indeks inovasi Indonesia tergolong rendah.
Tingkat produktivitas terus menukik setelah pandemi COVID-19. Selama dua tahun terakhir menghadapi ancaman pandemi, Indonesia belum mampu memulihkan tingkat kemiskinan dan memulihkan sektor bisnis.
“Luka pandemi cenderung menyebabkan penurunan produktivitas. Oleh karena itu, peningkatan produktivitas menjadi isu yang krusial,” kata Suharso.
Suharso menggarisbawahi bahwa pertumbuhan produktivitas merupakan elementary bagi perekonomian Indonesia untuk tumbuh dalam jangka panjang. Oleh karena itu, akan menjadi fokus pemerintah pada rencana kerja 2023.
Baca: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menguat pada 2022, 2023: ADB
FRANCISCA CHRISTY ROSANA